Saturday, December 31, 2016
gitaris jambrud |
Sejak remaja dan mulai mengenal musik, musisi yang satu ini memang sudah terpengaruh dengan musik-musik keras. Dia juga sempat membentuk band Jam Rock, yang merupakan cikal bakal band Jamrud yang terkenal hingga kini. Andilnya dalam band ini memang bisa dianggap paling besar di antara personel Jamrud lainnya.
Aziz adalah satu personel yang paling setia dengan Jamrud. Sempat
mengalami pergantian personel, namun ayah tiga anak ini masih setia
menghidupkan band rock ini. Ditinggal vokalisnya, Krisyanto, justru
semakin meningkatkan semangatnya untuk memajukan Jamrud.
Suami Dian Firdianie ini juga turut andil dalam penggarapan album penyanyi Nicky Astria, dan sempat berkolaborasi musik dengan musisi kelas dunia seperti White Lion dan Helloween.
Suami Dian Firdianie ini juga turut andil dalam penggarapan album penyanyi Nicky Astria, dan sempat berkolaborasi musik dengan musisi kelas dunia seperti White Lion dan Helloween.
Biografi
Selama dunia musik Indonesia mengalami krisis di jalur musik Metal,
hanya ada satu grup Metal yang tetap berkibar. Bahkan mampu menembus
angka penjualan album melebihi 2 juta copy,dan tercatat sebagai
satu-satunya band aliran Trash Metal Di Indonesia.Band tersebut adalah
Jamrud yang dimotori oleh Azis MS sang gitaris. Mungkin rahasia
kesuksesan Azis dalam menjual musiknya adalah dengan meramu musik trash
metal dengan lirik-lirik lagu yang sedikit kocak dan vulgar.
Sejak masih remaja memang sudah terinfeksi oleh musik-musik keras. Ia pun sempat terjerumus oleh gaya hidup musisi rock & roll (drugs). Sempat mendirikan band yang bernama Jam Rock bersama Ricky Tedy (bass) dan Budi Haryono (Ex.drumer Gigi), namun tak lama kemudian ia tinggalkan. Saking keasyikan main band sampai-sampai kuliahnya diterlantarkan. Azis sempat berkelana ke Bali dan bermain musik reggae. Namun setelah satu tahun, ia kembali pulang ke Cimahi dan menghidupkan kembali Jam Rock dengan menarik Krisyanto pada vocal.
Sejak masih remaja memang sudah terinfeksi oleh musik-musik keras. Ia pun sempat terjerumus oleh gaya hidup musisi rock & roll (drugs). Sempat mendirikan band yang bernama Jam Rock bersama Ricky Tedy (bass) dan Budi Haryono (Ex.drumer Gigi), namun tak lama kemudian ia tinggalkan. Saking keasyikan main band sampai-sampai kuliahnya diterlantarkan. Azis sempat berkelana ke Bali dan bermain musik reggae. Namun setelah satu tahun, ia kembali pulang ke Cimahi dan menghidupkan kembali Jam Rock dengan menarik Krisyanto pada vocal.
Demo album yang ia gagas ditolak berbagai produser sampai akhirnya
dilirk oleh kaisar rock Indonesia, Log Zehelebour. Album pertama Nekad
dirilis pada tahun 1996. Dilanjutkan dengan album Putri (1997), Terima
Kasih (1998). Mulai saat itu, album-album Jamrud mampu bersaing di
kancah musik nasional. Puncak kejayaan Jamrud adalah pada tahun 2000
akhir ketika Jamrud mencapai kesuksesan terbesar sepanjang sejarah
karirnya dengan berhasil menembus angka penjualan 2 juta keping untuk
album Ningrat. Hal tersebut membuat produser Log Zhelebour
memberangkatkan Azis cs ke Australia untuk proses penggarapan album
berikutnya, Sydney 09.01.02.
Selama berkiprah didunia musik ia cenderung tak pernah berganti-ganti alat musik. Hanya satu kalisaat ia mencoba menggunakan Ibanez JEM flower yang salah satu pick upnya adalah Dimarzio Tone Zone. Sejak saat itu ia selalu menggunakan gitar tersebut, namun karena bobotnya cukup berat ia kembali menggunakan Steinberger selain karena ringan juga postur yang menarik. Ia lebih memilih menggunakan efek digital jenis Korg AX-1000 karena memang biasanya efek digital lebih mudah disetting dan memiliki sound yang gahar. Bila menyimak permainan Azis memang lebih mengutamakan sound gahar dan power chord. Namun ia juga sering mencampur-campurkan ritem gitar gaya reggae, pop, dan gaya “kondangan” seperti yang terdengar dalam lagu Surti-Tejo
Selain sebagai personel dan motor grup Jamrud, Azis juga ikut serta menangani pembuatan album terbaru Nicky Astria. Di album itu terlihat sekali warna Azis MS, berbeda ketika pada era Nicky Astria ditangani oleh Ian Antono, warna God Bless cukup terasa pada album-albumnya. Ini membuktikan bahwa Azis memiliki sebuah karakter yang membangun bandnya. Prestasi Azis lainnya adalah saat mendapat kehormatan mendampingi konser band rock legendaris dunia White Lion pada tahun 2003 dan grup heavy metal legendaris dunia Helloween pada tahun 2004. Azis juga pernah membuat lagu untuk penyanyi cilik Joshua. Satu hal lagi, kecintaan terhadap jalur musik rock juga membuat Azis menamai dua orang anaknya dengan mengambil dua rock star dunia, Axl (diambil dari nama Axl Rose) dan Vai (diambil dari nama Steve Vai).
Selama berkiprah didunia musik ia cenderung tak pernah berganti-ganti alat musik. Hanya satu kalisaat ia mencoba menggunakan Ibanez JEM flower yang salah satu pick upnya adalah Dimarzio Tone Zone. Sejak saat itu ia selalu menggunakan gitar tersebut, namun karena bobotnya cukup berat ia kembali menggunakan Steinberger selain karena ringan juga postur yang menarik. Ia lebih memilih menggunakan efek digital jenis Korg AX-1000 karena memang biasanya efek digital lebih mudah disetting dan memiliki sound yang gahar. Bila menyimak permainan Azis memang lebih mengutamakan sound gahar dan power chord. Namun ia juga sering mencampur-campurkan ritem gitar gaya reggae, pop, dan gaya “kondangan” seperti yang terdengar dalam lagu Surti-Tejo
Selain sebagai personel dan motor grup Jamrud, Azis juga ikut serta menangani pembuatan album terbaru Nicky Astria. Di album itu terlihat sekali warna Azis MS, berbeda ketika pada era Nicky Astria ditangani oleh Ian Antono, warna God Bless cukup terasa pada album-albumnya. Ini membuktikan bahwa Azis memiliki sebuah karakter yang membangun bandnya. Prestasi Azis lainnya adalah saat mendapat kehormatan mendampingi konser band rock legendaris dunia White Lion pada tahun 2003 dan grup heavy metal legendaris dunia Helloween pada tahun 2004. Azis juga pernah membuat lagu untuk penyanyi cilik Joshua. Satu hal lagi, kecintaan terhadap jalur musik rock juga membuat Azis menamai dua orang anaknya dengan mengambil dua rock star dunia, Axl (diambil dari nama Axl Rose) dan Vai (diambil dari nama Steve Vai).
Diskografi
Nekad (1995)Putri (1997)
Terima Kasih (1998)
Ningrat (2000)
Sydney 090102 (2002)
BO 18+ (2004)
All Access In Love (2006)
New Performance 2009 (2009)
Best Of The Best (2010) (Kompilasi Terbaru)
Bumi & Langit Menangis (2011)
Energi + Dari Bumi & Langit (2012)
Saatnya Menang (2012)
giaris Jambrud
Thursday, December 29, 2016
pay |
Pay yang bernama asli Sayid Fitrah Maulana semula adalah pemain Bass yang saat ini beralih menjadi guitaris To Be Continue . Pria yang menggemari underground dan punk ini pernah bergabung sebagai Bassis di band punk seperti "Just Your Feel" dan band underground seperti "Moms Prayer", "Kraton 13" dan sempat menjadi vockalis underground di "Lubang Rahim".Pria Berumur 22 tahun ini memiliki ciri khas tersendiri dalam mengentalkan arasement pada musik yang dilahirkan To Be Continue yang menjadikan To Be Continue beralih genre dari POP PUNK ke Alternative.
interview bersama Pay :Kapan Pay mulai belajar bermain gitar ?
Sejak SD kelas 4 saya sudah main.
Setelah Anda tamat sekolah apakah Anda mempunyai kegiatan lain ?
Saya sekolah malah ngga selesai nih :)) SMA kelas 3 saya tidak terusin udah berantakan sekali karena saya banyak ngeband sana sini, ujian saya tinggalin. Waktu itu saya lagi senang-senangnya dengan musik.
Pada masa itu Pay sendiri pernah terobsesi tidak, ingin menjadi siapa ?
Steve Vai kali yah.. ketika tahun 88-89 Steve Vai masih bersama David Lee Roth.
Pada masa itu apakah Anda sering membawakan lagu-lagu idola Anda ?
Ya, saya suka membawakan lagu-lagu Van Halen!
Lagu-lagu tersebut kebanyakan Anda bawakan di mana ?
Sebelum Slank, kita sering bawakan lagu-lagu tersebut di kampus-kampus, SMA-SMA atau acara-acara biasa.
Apa yang membuat Anda serius dengan profesi ini ?
Hm.. itu mengalir begitu saja sih yah.. saya merasa nikmat sekali main gitar itu, saya tidak pernah berpikir entarnya harus bagaimana :). Yang jelas waktu itu gua latihan, gua ngulik terus sampai sekarang ini. Sejak kapan Anda merasa nyaman dengan kemahiran Anda dalam bermain?
Misalnya sampai Anda bisa improvisasi blues dan sebagainya ?
Itu banyak faktor sih ya, misalnya dari banyak nge-jam atau pengalaman batin (soul). Secara teknis sih mungkin banyak gitaris yang bisa main, tetapi begitu ngeband koq ngga asyik. Jadi sebagai gitaris kita itu jangan terlena untuk main seperti gitaris lain, cobalah untuk bermain dengan gaya sendiri. Ada saatnya di mana kita harus melepaskan idola kita dan kapan kita mendapatkan jati diri kita.
Sejak kapan Anda tidak memainkan lagu orang lain lagi ?
Sejak saya pertama rekaman bersama Slank, sejak orang lain bisa menerima permainan saya. Sejak itu saya tidak pernah lagi membawakan lagu orang lain. Kita sangat konsekwen sekali dalam membawakan lagu kita sendiri.
Ketika Pay membawakan lagu orang lain, apakah Pay itu main seperti lagu aslinya atau kebanyakan
diimprovisasi ?
Nah itu :) Setiap kali ngulik sih ngga pernah terlalu dapat, perasaan gua :) Jadi banyak di tengahnya ngarang gitu :) Memang kadang-kadang susah banget aslinya hahaha. Dulu itu kan belum seperti sekarang, kaset VHS aja banyak banget kan… ada buku, video, dan sbgnya. Itu kaset sampai bulug kali saya bolak balik terus.. :))
Kalau kita perhatiin permainan Anda agresif dan bagus sekali ketika di album Slank yg pertama baik dari segi teknik maupun dari sisi lainnya. Saya pribadi sih lebih senang album Slank yang ke-4 (Generasi Biru) yah. Di album pertama itu saya masih cari-cari ciri dan warna saya sendiri. Album terakhir lebih ke musikalitas. Untuk sekarang ini, teknik itu mungkin perlu .. tapi bukan hanya itu yang saya andalkan.
Pay yang bernama asli Sayid Fitrah Maulana semula adalah pemain Bass yang saat ini beralih menjadi guitaris To Be Continue . Pria yang menggemari underground dan punk ini pernah bergabung sebagai Bassis di band punk seperti "Just Your Feel" dan band underground seperti "Moms Prayer", "Kraton 13" dan sempat menjadi vockalis underground di "Lubang Rahim".Pria Berumur 22 tahun ini memiliki ciri khas tersendiri dalam mengentalkan arasement pada musik yang dilahirkan To Be Continue yang menjadikan To Be Continue beralih genre dari POP PUNK ke Alternative. Kapan Pay mulai belajar bermain gitar ? Sejak SD kelas 4 saya sudah main. Setelah Anda tamat sekolah apakah Anda mempunyai kegiatan lain ?
Sebelum Anda bergabung dengan Slank, apakah pernah ada kendala dengan profesi Anda sebagai gitaris ?
Ketika itu sebagai anak muda yang masih polos banget, saya belum kepikir atau takut. Soalnya waktu itu belum ada contoh seseorang yang berprofesi sebagai gitaris dan sukses, mas Ian Antono sendiri waktu itu juga belum apa-apa. Kadang-kadang saya sempetin ngajar ke beberapa murid untuk senar atau apa gitu.
Kebanyakan mas Pay itu lebih sering mengajar di Sekolah Musik atau privat ?
Ya, semacam itulah bisa dikatakan dari teman ke teman. Kalau sekolah musik belum pernah dan ngga tahu gimana caranya.
Kami denger-denger mas Pay ini otodidak yah?
Banget banget…
Menurut Anda teori musik itu wajib ngga sih untuk semua gitaris, terutama pemula?
Teknis itu perlu, teori itu perlu… tapi bukan cuman itu. Teori itu kan hanya mempermudah…. namanya musik kalau kita main itu enak didenger kenapa ngga?
Untuk seorang gitaris pemula, dengan hanya mengandalkan feeling tanpa kemampuan teknis apakah bisa ?
Coba kalau Anda berfikir secara orisinilitas, mungkin dia tidak belajar dengan teknik yang ada tetapi dia mempunyai cara tersendiri, walaupun mungkin agak melawan arus. Itu bisa dikatakan sebagai bakat, jadi teknik yang ada ini membuat kita itu sama saja dengan yang sudah ada. Misalnya skill yang sama atau cara vibra yang sama atau cara main yang benar… sebenarnya yang bener itu tidak ada, itu relatif sekali.
Selama ini ada tidak musisi Indonesia yang turut membantu atau menjadi sahabat Anda? atau saling berbagi ilmu ?
Edi Kemput kali yah… kebetulan waktu itu Bimbim dan Rere (drummer Grass Rock) suka latihan di Potlot. Jadi kadang-kadang saya suka melihat permainan Edi.
Hm berarti pergaulan sangat dibutuhkan sekali oleh seorang gitaris yah?
Ya, itu dinamakan habitat. Kita harus sering tukar ilmu dengan teman kita supaya kita tidak mentok dan berkembang terus. Kita tidak perlu gengsi untuk masalah itu. Kita tidak perlu menilai siapa yang lebih senior, tetapi kalau memang ada yang main lebih bagus dari saya, kenapa saya tidak bertanya kepadanya? Ketika Anda jam session bersama Andy Timmons di Hard Rock Cafe, permainan Anda mengalir dan spontan begitu saja. Apakah ada inspirasi atau referensi yang membuat Anda dapat bermain seperti itu?Referensi sih wajib yah, tetapi untuk bermain rock yang basic banget itu blues yah… blues tuh no.1 kalau mau jadi pemain gitar. Di mana kita perlu nge-jam spontan.
Sebenarnya sejak kapan mas Pay itu merasa bisa main blues ?
Kalau saya mungkin terbalik yah, kalau di luar negeri kan blues menjadi basic yah… baru mereka mempelajari yang sulit-sulit. Kalau saya waktu itu udah belajar ke mana-mana, habis itu baru belajar blues. Tetapi ngga apa-apa, yang penting saya masih belajar. Waktu itu yang saya tahu main bluesnya bagus… itu pemain bass saya si Bongky, kadang-kadang kalau kita nge-jam berdua saya merasa anjrit nih orang, mainnya jago banget. Waktu itu saya masih banyak main lagu orang lain :)
Pernah tidak Pay merasa ingin menjadi Shredder seperti Yngwie gitu ?
Pernah donk, tetapi untuk sekarang ini tidak terlalu ya karena waktu itu kan ada Vai, Yngwie segala yah. Sekarang ini saya lebih ke musikalitas.
Mas Pay sendiri ada rencana untuk bikin solo album instrumental ?
Hm tidak sih, saya tidak sehebat itu. Untuk saat ini tidak ingin menjadi gitaris yang terlalu bagaimana, yang penting orang bisa menilai saya dari musikalitas. Dari membuat sebuah lagu menjadi asyik didenger orang.Sejak kapan sih fans Anda mulai memperhatikan permainan Anda atau sadar akan kelebihan dari permainan
Anda? Mungkin sejak album Slank atau BIP ?
Kita akan mulai merasa begitu kalau sudah menulis lagu sendiri, sejak kita melepas semua atribut2 itu dan menjadi diri kita sendiri. Dari situ saya merasakan fans saya mulai memperhatikan permainan saya. Kalau saya sendiri saya tidak mau terbatas dengan misalnya saya main dangdut, dangdut aja. Karena yang saya anggap soul itu bukan musiknya… cara mengekspresinya ini …. saya main musik jazz atau rock, expresi itu versi gua.
Sebenarnya porsi Pay itu untuk lagu dan solo gitarnya berapa persen ?
Sebenarnya ini kerja 1 team yah… banyak sih waktu karena saya pemain gitar… banyak chord dasar itu dari saya dan nanti pengembangannya bareng-bareng.
Proses pembuatan lagu ketika Anda di Slank dan sekarang ini sudah berbeda jauh tidak ?
Tidak, itu masih kebawa. Kita bikin lagu tidak pernah direncanain terlebih dahulu, kita merem datang sendiri, tidak punya materi apa2 .. ngarang di tempat.. jadi.. begitu aja. Bisa di mana saja, di rumah bisa, di studio bisa.. spontan saja. Kita sering denger 1 band bisa ngumpul bareng-bareng dan lantas bisa tiba-tiba bikin lagu…
Itu dari jam terbang mungkin yah .. memang saya sejak main gitar itu udah mulai ngejam-ngejam .. ngarang2 walaupun berantakan.. waktu itu yakin aja gitu.
Mungkin banyak di album ke-4 kali yah? Judulnya Hey…Bung! Mas Pay bisa dibilang kolektor gitar tidak ?
Dulu pernah, tapi sekarang tidak lagi… saya dulu pernah kena drugs sampai saya jualin semua. Begitu saya udah sembuh saya mulai dari nol lagi, saya ngumpulin lagi. Sekarang saya diendorse oleh Ibanez.
Untuk saat ini Anda memiliki berapa gitar?
Sat ini saya punya 4 buah gitar. 2 bh gitar Ibanez, 1 bh Fender & 1 bh Telecaster.
Saya pernah melihat Anda mengunakan Ibanez Reb Beach Model, apakah gitar ini masih Anda pakai?
Ya, masih.
Ketika Anda merekam lagu “Ke Rumah Kak Butet” di album Gitar Klinik, gitar apa yang Anda gunakan?
Wah waktu itu saya tidak punya gitar, kalau tidak salah saya malah pinjam. :)
Bagaimana ceritanya Anda bisa diundang untuk main di Gitar Klinik? Apakah ada seleksi terlebih dahulu untuk main di album itu?
Hm.. itu dari Irfan yang kontak saya, dia bilang kita rame-rame yuk bikin Gitar Klinik, ada Eet dan lain-lain. Tidak ada seleksi.
Pay yang bernama asli Sayid Fitrah Maulana semula adalah pemain Bass yang saat ini beralih menjadi guitaris To Be Continue . Pria yang menggemari underground dan punk ini pernah bergabung sebagai Bassis di band punk seperti "Just Your Feel" dan band underground seperti "Moms Prayer", "Kraton 13" dan sempat menjadi vockalis underground di "Lubang Rahim".Pria Berumur 22 tahun ini memiliki ciri khas tersendiri dalam mengentalkan arasement pada musik yang dilahirkan To Be Continue yang menjadikan To Be Continue beralih genre dari POP PUNK ke Alternative. Kapan Pay mulai belajar bermain gitar ? Sejak SD kelas 4 saya sudah main. Setelah Anda tamat sekolah apakah Anda mempunyai kegiatan lain ?
Menurut Anda gitaris Indonesia yang mainnya paling OK siapa?
Eet donk! Mungkin cuman Eet dan Edy Kemput saja yah. :)
Mengapa Anda memilih mas Eet dan Edy Kemput? Mungkin punya alasan tertentu?
Karena menurut saya nada yang Eet pilih bagus sekali, nusuk ke jantung gitu lho. Apalagi waktu saya lagi demen-demen lagu yang beatnya keras, soundnya dia dapat… semuanya deh!! pas banget buat saya. :) Kalau Edy Kemput, not dia yang mainin aneh-aneh deh.
Apakah Anda cukup senang dgn perkembangan musik saat ini?
Saya rasa, kalau seru sih lebih seru dulu yah? Sekarang tuh mungkin orang lebih nyantai mainnya, lebih simple.
Kira-kira di zaman apa itu yang Anda maksud seru?
Zamannya Hard Rock, waktu itu orang lebih usaha mau jadi pemain band… gimana dulu baru bisa :) Dibandingkan dengan dulu itu, tantangannya lebih berat. Kalau yang sekarang itu lebih instant, lebih cepat naik lebih cepat hilang…
Menurut Anda permainan Anda lebih terpengaruh gitaris mana? Kalau kami denger dari lagu yang ada di album Gitar Klinik sepertinya Anda sangat terpengaruh dgn permainan Joe Satriani?
Iya sih, saya suka banget sama dia! Juga Michael Lee Firkins, seperti di album Gitar Klinik itu saya ada main slide cuman tidak menggunakan slide tetapi tremolo.
Bagaimana rasa Anda ketika Anda bermain bersama Eet dan Ian Antono?
Waktu itu saya sempat bangga, saya kirain Ali Akbar mengajak saya itu hanya bercanda-canda saja. Ternyata jadi, saya sempat panik juga :) Pembuatan musik untuk acara itu malah dibebanin ke saya, Akhirnya saya buatin juga. :) Mas Eet sempat mengubah chord progresi yang saya buat ketika itu, Berhubung chord yang saya buatin itu kurang enak buat solo dia! :)
Mengenai sound yang gunakan ketika pertama kali rekaman dengan Slank, apakah Anda menemukan kesulitan? Mengingat sound gitar selalu beda antara main live dgn rekaman?
Kebetulan studio yang kami gunakan itu komplit sekali, mereka punya satu efek namanya Rocktron yang simulasinya jika dimasukin ke mixer, bunyinya seperti ditodong dari mic. Waktu itu gitar yang saya pakai juga dari studio tersebut, saya sendiri malah tidak bawa gitar.
Kira-kira berapa lama yang Anda butuhkan untuk mendapatkan sound yang Anda inginkan ketika rekaman pertama slank itu? Apakah sampai berhari-hari?
Tidak sampai berhari-hari, kebetulan Rocktron itu simple dan mudah sekali digunakan.Mengingat toko musik di Indonesia tidak menjual semua produk yang ada. Apakah untuk mencari perlengkapan yang Anda butuhkan, Anda harus mengunjungi semua toko musik yang ada? Misalnya cari sound
effect atau amplifier?idak, saya hanya masuk 1 toko, begitu saya test ok, jadi deh!
Perlengkapan musik apa yang sedang Anda gunakan saat ini?
Untuk amplifier saya pakai Laney, untuk effect: Marshall, untuk gitar memang dari dulu saya cocoknya pakai Ibanez dan saya memang diendorse oleh BNG (Distributor Ibanez untuk Indonesia).
Untuk amplifier Laney, apakah memang sesuai dengan Anda atau hanya karena Anda diendorse oleh BNG?
Kebetulan sound yang saya inginkan itu, bisa saya temukan di amplifier Laney tsb.
Menurut Anda studio di Indonesia yang benar-benar bagus itu ada di mana?
Menurut saya yang bagus itu cuman studio baru Aquarius, menurut saya itu udah bagus banget, pantes menjadi idaman semua orang Indonesia. Kebetulan saya juga rekaman di situ. Kami denger Anda pernah mengisi lagu Nicky Astria dan Deddy Dorres. Apakah dari produser meminta
Anda harus bermain sesuai dengan trend atau diberi kebebasan sepenuhnya?
Mereka kasih saya musiknya, saya biasanya beri mereka pilihan. Kecuali saya bikin solo album.
Sebagai seorang player, apakah pernah merasa dunia Internet itu membantu kegiatan Anda?
Tentu saja, kadang-kadang saya suka browsing ke website Joe Satriani (satriani.com), saya ingin lihat dia pakai perlengkapan apa saja. Kebetulan dia juga ada album dengan judul “Strange Beautiful Music”, album favorit Joe Satriani saya adalah album lamanya: “Surfing With The Alien”.
Apakah Anda mempunyai kerutinan latihan setiap hari?
Tentu saja, saya hampir setiap hari mengarang lagu dengan berbagai gaya musik. Kadang-kadang saya sempetin juga fingering untuk melemaskan jari, minimal 2-3 jam per hari deh.
Untuk proses pembuatan lagu apakah Anda juga menggunakan computer/MIDI seperti halnya gitaris modern lainnya?
Saya memang setiap harinya bermain dengan computer… untuk perekaman dan editing saya menggunakan software Protoors.
Interview bersama pay mantan gitaris slank
Tuesday, December 27, 2016
dewa budjana gitaris
Dewa Budjana termasuk gitaris terbaik dunia (I Dewa Gede Budjana; lahir di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, 30 Agustus 1963; umur 47 tahun) adalah anggota grup musik Gigi. Ketertarikan dan bakat Dewa Budjana pada musik, khususnya gitar, sudah sangat dominan terlihat sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar di Klungkung Bali. Sampai-sampai, Budjana kecil pernah mencuri uang kakeknya untuk sekedar memenuhi keinginannya membeli gitar pertamanya seharga 10.000 rupiah.Sejak memiliki gitar pertama inilah yang membuat Budjana tidak lagi memiliki semangat untuk bersekolah, baginya gitar adalah nomor 1. Pada saat itu Budjana mempelajari sendiri teknik bermain gitar, dan dia mampu dengan cepat mahir mempelajari lagu Deddy Dores berjudul Hilangnya Seorang Gadis dan lagunya The Rollies berjudul Setangkai Bunga, itupun disaat ia sama sekali belum tersentuh literatur literatur musik/gitar yang formal.
Setelah itu putra almarhum IDN Astawa ini tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa melatih jari jemarinya mempraktekkan kunci-kunci nada. Pada 1976, setelah lulus SD, Budjana hijrah ke Surabaya dan meneruskan sekolahnya di Kota pahlawan itu. Di kota yang banyak melahirkan musisi berbakat itu, Budjana kerap menyaksikan berbagai pertunjukkan musik. Dari situ ia banyak mengenal musisi-musisi lokal.
Karena sebelumnya ia hanya belajar bermain gitar secara otodidak,Dewa Budjana sang gitaris terbaik dunia pun menyadari kalau permainannya masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kemudian ia mulai mendalami gitar klasik.Saat Budjana duduk di bangku kelas 1 SMP, pergaulannya di dunia musik semakin meluas. Menginjak usia remaja, Budjana bahkan telah memiliki sebuah gitar listrik, Aria Pro II. Ia semakin serius mendalami musik sambil bertukar pengalaman dengan rekan sebayanya yang juga memiliki minat yang sama. Salah satunya adalah Arie Ayunir, teman sekolahnya di SMA 2 Surabaya yang sekarang dikenal sebagai drummer band Potret. Keduanya kemudian membentuk band bernama Squirrel di tahun 1984.
Awalnya mereka hanya tampil di berbagai acara yang diadakan sekolah. Perlahan-lahan mereka mulai melangkah ke panggung musik tingkat nasional. Salah satunya lewat Light Music Contest di tahun 1984, sebuah kontes yang diselenggarakan oleh Yamaha Music. Di masa itu, ajang tersebut terbilang cukup bergengsi terutama di kalangan anak-anak band seperti EMS Bandung, asuhan almarhum Elfa Secioria, Gold Fingers band dari Jakarta yang digawangi duet kakak-beradik Mahesh dan Suresh
Hotwani.Dewa Budjana juga tak mau ketinggalan memamerkan bakatnya di atas panggung. Dengan mengusung bendera Squirrel Band, serta bermodalkan sebuah gitar yang dimodifikasi dengan desain kreasi sendiri, Budjana menggebrak ajang tersebut dengan gaya bermusiknya yang eksperimental. Berkat penampilannya yang terbilang unik itu, Budjana berhasil memukau penonton, hingga akhirnya Squirrel dinobatkan sebagai juara pertama.
Dalam perjalanan kariernya, Dewa Budjana pernah bergabung dengan kelompok-kelompok musik diindonesia, diantaranya adalah :
Squirrell (1980 - 1985)
Spirit (1989 - 1992)
Java Jazz (1993 - 1994,Reunion 2009)
GIGI (1994 - Sekarang)
Selain itu Budjana juga menjalani karier solonya sendiri dan telah menghasilkan album :
Album Solo Nusa Damai (1997)
Album Rohani Nyanyian Dharma (1998)
Album Solo Gitarku (2000)
Album Solo Samsara (2003)
dan terakhir album solo dengan tajuk Home (2005)
Seiring berkembangnya dunia musik Indonesia yang mulai banyak dipengaruhi dunia Barat, kiblat musik Dewa Budjana gitaris terbaik dunia pun mulai berubah. Ia tak hanya sebatas memainkan instrumen pop dan rock melainkan mulai merambah ke musik jazz. Awal perkenalannya dengan jazz terjadi saat ia memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta pada tahun 1985. Di ibukota, ia bertemu dengan Jack Lesmana, legenda jazz tanah air. Dari ayah musisi Indra Lesmana itulah Budjana banyak menimba filosofi permainan musik jazz.Budjana tertarik memainkan gitar setelah menyaksikan seorang kuli bangunan yang tinggal di depan rumahnya, tengah asyik memetik senar-senar alat musik petik itu. Iramanya yang melodius seketika membius telinga Budjana yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Sejak saat itu, Budjana tergerak untuk menguasai instrumen gitar dimulai dengan belajar dari kuli bangunan itu.Pertemuannya dengan Jack berbuah manis, selain bertambah pengalaman baru, karirnya di dunia musik pun mulai menunjukkan kemajuan saat putra Jack, Indra Lesmana mengajaknya masuk dunia rekaman sebagai session player. Beberapa tahun setelah itu, ia bergabung dengan Baron membentuk Spirit Band.
Bersama Spirit, ia menghasilkan dua album, yaitu Spirit dan Mentari. Tahun 1993, Budjana hengkang dari Spirit. Setelah itu, banyak musisi yang tertarik menggunakan kepiawaiannya dalam memetik gitar. Sebut saja Jimmy Manopo Band, Erwin Gutawa, Elfa's Big Band hingga Twilite Orchestra. Masih di tahun yang sama, suami Putu Borrawati ini juga bergabung dengan Java Jazz yang dipunggawai Indra Lesmana. Kolaborasi keduanya kemudian menghasilkan album Bulan di Atas Asia. Tak lama berselang, ia mendapat kehormatan untuk mengikuti North Sea Jazz Festival, sebuah perhelatan akbar musisi jazz dunia di Den Haag, Belanda.
Baru kemudian di tahun 1994, ayah dua anak ini mendirikan sebuah band bernama Gigi dengan formasi awal Baron sebagai gitaris, Thomas sebagai bassist, Armand sebagai vokalist dan Ronald sebagai drummer. Bersama Gigi, belasan album sudah dihasilkan diantaranya Angan, Dunia, 3/4, 2x2, Kilas Balik, Baik, Semua Umur dan lain sebagainya. Selain itu, Gigi juga pernah merilis album relijius yang biasanya diluncurkan di bulan Ramadhan, seperti album Raihlah Kemenangan yang rilis tahun 2004. Meski satu-satunya personil Gigi yang non-muslim, Budjana tetap menunjukkan profesionalismenya. Selain itu ia juga ingin menyampaikan pesan bahwa tak selamanya perbedaan itu harus disikapi dengan permusuhan. Yang terpenting adalah menumbuhkan sikap saling menghormati dan bertoleransi.
Pada Desember 2007, Budjana menghelat dua hajatan besar dalam karirnya dengan menggelar konser tunggal di Gedung Kesenian Jakarta, yang kemudian disusul perilisan buku semi biografinya yang berjudul Gitarku: Hidupku, Kekasihku yang memuat perjalanan hidupnya dan juga beberapa ilmunya saat memainkan dawai gitar.
Dalam buku Gitarku: Hidupku, Kekasihku, Budjana mengungkapkan pendalamannya tentang gitar. "Gitar itu sakral. Dia teman seperjalananku mencari kepuasan lahir dan batin dalam musik. Lewat gitarku, aku berkarya…Gitarku adalah titian yang menghubungkan aku dengan dua dunia, yaitu dunia tempatku berakar dengan dunia tempatku mengejawantahkan mimpi-mimpiku….Dan lewat gitarkulah aku menunjukan kepada dunia kekayaan budaya dan musik negeriku…"
Di sela-sela padatnya jadwal manggung bersama band Gigi, Budjana masih sempat membuat proyek solo dengan menelurkan 4 album yakni Nusa Damai, Gitarku, Samsara, dan Home yang rilis dalam kurun waktu tahun 1997 hingga 2005. Selain itu, penganut Hindu yang taat ini juga menelurkan album rohani bertitel, Nyanyian Darma pada 1998.
Dengan segudang karya-karyanya itu, nama Budjana sebagai gitaris makin tersohor. Kepiawaiannya memetik gitar membuat banyak generasi muda ingin menimba ilmu padanya. Kian hari jumlah orang yang ingin belajar gitar pada Budjana semakin banyak saja. Karena merasa kewalahan, Juli 2008 Budjana akhirnya berinisiatif mendirikan sebuah sekolah gitar dan bass bernama Guitar School of Indonesia (GSI). Ia juga mengajak serta tiga rekannya sesama gitaris dan bassist, yakni Andra Ramadhan, Bernard Larso, dan Arya
Setiadi. Akhirnya dengan dana patungan dari keempat musisi itu serta ditambah seorang investor asal Surabaya, GSI secara resmi berdiri pada 12 Januari 2009. Sekolah yang berlokasi di bilangan Arteri Pondok Indah Jakarta Selatan itu memiliki tenaga pengajar profesional lulusan dalam dan luar negeri, yang sebagian besar diantaranya merupakan lulusan Guitar Institute of Techology, Amerika Serikat. Selain itu, sejumlah musisi andalan dalam negeri juga turut terlibat. Untuk gitar selain sang penggagas, Budjana dan Andra, juga ada Coki Bollemeyer. Adapun bass ada Rindra R. Noor, Dika Satjadibrata, serta Ivanka.
Di sekolah tersebut siswa dapat memilih jenis musik mana yang mau dipelajari mulai dari jazz, rock, blues, funk, funsion, bahkan heavy metal tersedia di GSI. Bagi musisi muda berbakat namun mengalami keterbatasan dalam hal finansial, sekolah ini juga menawarkan program beasiswa.GSI mendapat sambutan yang cukup antusias dari masyarakat yang berminat mendalami musik. Di bulan pertamanya saja sudah puluhan orang yang mendaftar. Mereka datang dari berbagai latar belakang usia dan domisili mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Padang.
Inilah perjalanan karir Dewa Budjana termasuk gitaris terbaik dunia.
dewa budjana termasuk gitaris terbaik dunia
Subscribe to:
Posts (Atom)